Athena (ANTARA) – Yunani menolak proposal pejabat zona euro untuk menyerahkan pengelolaan aset real estatnya kepada perusahaan induk yang berbasis di luar negeri, dengan mengatakan pada Sabtu bahwa negara itu akan tetap bertanggung jawab atas program privatisasinya.
Dana talangan zona euro, Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM), mengusulkan agar beberapa aset real estat Yunani ditransfer ke perusahaan induk milik Yunani di luar Yunani, yang dijalankan oleh para ahli asing, untuk mempercepat privatisasi yang lesu di negara itu.
Namun Perdana Menteri Antonis Samaras dan Menteri Keuangan Yannis Stournaras menolak gagasan itu.
“Pengembangan properti real estat Yunani terletak pada (agen privatisasi) HRADF dan pemerintah Yunani dan itu tidak akan berubah,” kata Stournaras kepada surat kabar To Ethos hari Minggu.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Eleftherotypia hari Minggu, Perdana Menteri Antonis Samaras juga menolak spekulasi media Yunani bahwa agen privatisasi akan pindah ke luar negeri.
“HRADF akan tetap berada di tangan Yunani. Berhenti total,” katanya.
Seorang pejabat zona euro mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa rencana tersebut akan diajukan kepada pemerintah Yunani oleh troika pemberi pinjaman – Dana Moneter Internasional, Bank Sentral Eropa dan Komisi Eropa – pada bulan September.
Gagasan mentransfer aset ke perusahaan induk yang berbasis di Luksemburg dilaporkan oleh Reuters pada tahun 2011, ketika Finlandia mendukungnya. Luksemburg menarik perusahaan multinasional yang mencari pajak perusahaan yang lebih rendah dan merupakan rumah bagi kendaraan tujuan khusus lainnya.
Para pejabat Yunani selalu menolak memindahkan kendali atas properti negara Yunani di luar negeri, dengan mengatakan itu tidak akan mempercepat penjualan aset negara.