WASHINGTON (AFP) – Google mengatakan pada hari Senin (22 Februari) akan mencabut larangan iklan politik pada platformnya yang diberlakukan bulan lalu menyusul gejolak seputar pemberontakan kekerasan di US Capitol.
Sebuah pernyataan Google kepada AFP mengatakan raksasa internet itu mulai Rabu akan mencabut larangan tersebut, yang diperintahkan untuk mematuhi kebijakan “peristiwa sensitif”.
“Kami akan terus menegakkan kebijakan iklan kami dengan ketat, yang secara ketat melarang informasi palsu yang terbukti secara signifikan dapat merusak kepercayaan pada pemilihan atau proses demokrasi,” kata pernyataan itu.
Larangan yang diperintahkan pada 13 Januari itu terutama memblokir iklan apa pun yang berusaha merusak kredibilitas pemilihan presiden AS menjelang pelantikan Joe Biden.
Raksasa internet itu mengatakan pada saat itu pihaknya menghentikan semua iklan politik bersama dengan iklan yang merujuk pada pemakzulan, pelantikan Presiden terpilih Joe Biden atau protes di Washington karena mereka dapat digunakan “untuk mengeksploitasi acara atau memperkuat informasi yang menyesatkan.”