PESHAWAR (AFP) – Empat pekerja bantuan perempuan ditembak mati pada Senin (22 Februari) di bagian bergolak Pakistan barat laut, kata polisi, ketika gelombang baru kekerasan ekstremis mengguncang perbatasan Afghanistan.
Para pekerja bantuan disergap oleh dua pria bersenjata ketika mereka mengemudi melalui sebuah desa di distrik Waziristan Utara, menurut kepala polisi setempat Shafiullah Gandapur, yang mengatakan hanya satu penumpang yang selamat dari serangan itu. “Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu sejauh ini tetapi itu pasti tindakan terorisme,” katanya kepada AFP.
Gandapur mengatakan para pekerja bantuan berafiliasi dengan program yang dijalankan oleh lembaga lokal untuk mengembangkan keterampilan rumah tangga bagi perempuan. Insiden dan jumlah korban tewas dikonfirmasi oleh Rasul Khan, pejabat polisi setempat lainnya.
Apa yang disebut wilayah kesukuan di sepanjang perbatasan Afghanistan tetap terkenal karena ketersediaan senjata murah, obat-obatan terlarang dan barang-barang selundupan. Wilayah ini pernah menjadi rumah bagi beragam kelompok militan dan merupakan titik fokus dalam perang global melawan teror.
Serangan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir setelah serangkaian serangan militer terhadap militan lokal dan asing. Pada tahun 2014, tentara melancarkan operasi besar-besaran untuk menghapus pangkalan militan di Waziristan Utara yang bertujuan mengakhiri pemberontakan selama hampir satu dekade yang menelan ribuan nyawa.
Tetapi kelompok-kelompok militan masih mampu melakukan serangan sporadis dan terisolasi. Lonjakan serangan baru-baru ini yang menargetkan pasukan keamanan di sepanjang perbatasan Afghanistan telah memicu kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok militan mungkin berkumpul kembali.